Kota ini ada di tubuhmu
Sepuluh tahun yang lalu
hanyalah misteri dan beban moralitas
tak ada yang berbisik tentang kebenaran, tentang keberadaan
kecuali angin yang berdesir di antara berlembar-lembar bacaan para filosof
menari bersamamu di malam
diiringi musik sedih dan pemberontakan
Begitulah aku mengenalmu
Kamu berbisik yakin:
“lelaki misterius menjelaskan padaku arti pemberontakan”
Dua kota yang terbakar itu pun kamu
Pada bening air matamu yang jatuh
Ketika orang berkisah dengan bangga tentang pemusnahan
Begitulah kamu sampai di sini
Kota yang tak mengenal siang dan malam
dengan para pekerja yang miskin dan merana
Di jalanan kota yang gelap
Lorong pengap
Di siang menebar debu kematian
Bersama para pekerja dan orang-orang miskin
Kamu tak letih menjejakkan kaki
Saling berbagi pengetahuan yang terbatas
Membesarkan barisan menuju pusat kota
Membongkar penindasan… penghisapan.
Jakarta, 1 Juni 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar