Selasa, 28 April 1998

Kami Ingin Matahari Baru

Matahari di atas kami. Angkuh dan sombong
Seperti mereka yang duduk di atas kepala dan punggung kami
“Ayo, terus tarik! Tancap gas! Belok kiri-belok kanan! Yaa… berhenti!”
Puih! Kami antar mereka sekolah, bekerja dan pergi bolak-balik
Kami tidak ngerti apa yang mereka bicarakan
Apa yang mereka bela. Apa yang mereka ketawakan
Apakah mereka juga berbicara tentang kami?
Keringat sudah lama basahi baju. Matapun mulai rabun
Dan otot pinggang mulai menegang
Pantat sebentar saja selalu menggeliat
Matahari itu sudah terlalu lama di atas kami
Tiga puluh tiga tahun
Semakin angkuh dan sombong. Panasnya bikin kemi sengsara
Tapi mereka yang duduk di atas kepala dan punggung kami
Masih saja berteriak:
“Ayo, tarik. Tancap gas! Belok kiri-belok kanan! Yaa…Hop! Kiri,Bang”.
Ah, ya kapan matahari itu kan terbenam
Angkuh dan sombongnya bikin kami muak
Kami ingin matahari baru
Yang sinarnya menyegarkan jiwa. Bikin kerja jadi hangat
Keliling kota, bolak-balik sepertinya mengantar dan mengunjungi sahabat

Yogyakarta, 28 April 1998

Minggu, 01 Februari 1998

Kepadamu


Kepadamu
Kuberikan
Lagu penuh harapan

Nyanyikanlah di hatimu
Agar aku tak menjauh

Biarkan cinta berlabuh
Di hati yang rindu
Kita kan mendayung jauh
Ke pulau abadi

Depok, Februari-Maret 1998