Selasa, 23 Oktober 2001

Sajak Perjuangan


Bila aku tak kembali
Jangan ada rindu yang mencari
Jagalah api agar tak padam
Ranting pun tak apa, Sayang
Bila aku tak kembali
Jangan ada sesal
Mengapa kulepas lelaki pergi
Jagalah hati agar nyali tak berlari
Bila aku tak kembali
Jangan ada tangis
Lelaki-lelaki lain pasti terlahir
Dan perjuangan tak berakhir

Jakarta, 23 Oktober 2001

Jumat, 05 Oktober 2001

Katakan Saja Pada Anak-Anak Apa Yang Kamu Tahu


Katakan saja pada anak-anak
Belanda mengambil tanah kita dengan perampokan
Begitu jugalah tanah Badega, Kedung Ombo, Blangguan, Ngawi
Di jaman Orde Baru
Dirampok
Katakan saja
Tanam paksa nenek moyang kita
Di jaman Van den Bosch bukanlah dongeng
Seperti juga para buruh yang terpaksa menerima upah
Walau tak cukup buat kontrakan dan kawin
Bukanlah dongeng
Bukan dongeng, Kawanku
Katakan saja pada anak-anak
Para pejuang kita telah mati ditembak tentara
Begitulah jendral Soeharto berkuasa mendepak Bung Karno
Dan dwi fungsi tak perlu dicabut
Sampai sekarang ketika putri Bung Kita itu jadi presiden
Katakan saja pada anak-anak
Bung Karno diculik para pemuda
Karena ragu memproklamasikan kemerdekaan kita
Biar kelak jadi pemuda
Tak tunduk pada kaum tua yang capai berjuang
Sekarang, Kawanku
Katakan saja pada anak-anak
Apa yang kamu tahu
Agar tak lagi ada anak-anak
Tertipu si Sirik bertampang juwita
Kawanku


Jakarta, 5 Oktober 2001

Rabu, 25 April 2001

Sajak Kata-Kata


kata-kata adalah senjata
di mulut penyair
di tangis bayi-bayi
di caci-maki nabi-nabi

begitulah
padamulanya adalah kata
bila kata tak ada
apalagi yang kita punya

wahai, penyair
tuliskanlah kata-katamu
di dinding-dinding batu
agar setiap jaman membacamu
teriakkanlah kata-katamu sebagai makian
pada mereka yang dzalim

kata-kata adalah senjata
bila kata tak ada
apa lagi yang kita punya?

Jakarta, 25 April 2001