Selasa, 20 Februari 2018

Kota Yang Kau Rindukan


Datuk,
Dari kotamu:
Padang Panjang yang sejuk
Kau tak tunduk pada penakluk:
Kabut yang menyerbu tak membutakan matamu
pada penindasan dan penghisapan manusia atas manusia
Dengan Pemandangan Islam, kau luaskan cakrawala
hingga tak perlu takut pada hantu-hantu kuminih:
sebab  “…haram menghisap darah yang mengalir?!”
Dengan ilmu kuminih, lantas kau kobarkan jiwa yang berani
Kau yakin suatu hari janji Allah dipenuhi:
Kaum tertindas menjadi pemimpin dan pewaris bumi
asal saja kaum itu mau bekerja
Cita-citamu yang berbahaya membawamu pada perjalanan entah:
Padang, Timor, Alor, Digul Papua, Australia, kota-kota di Jawa….
Hujan yang kau rasakan, hutan yang kau lewati dan gunung yang kau daki
Membawamu pada kota yang selalu kau rindukan:
Padang Panjang!


Banten, 18 Februari 2018

Sajak Omong Kosong

...........

Omong kosong kita mencintai rasa religiositas kita 
bila juga tak ada wujud keadilan sosial. 
Omong kosong kita mencintai rasa kemanusiaan 
bila toh kemanusiaan kita terbatas pada golongan dan kaumnya sendiri
Omong kosong kita mencintai persatuan Indonesia 
bila tak juga menghargai kebhinekaan: suku, agama, kepercayaan, ras dan golongan. 
Omong kosong kita mencintai demokrasi politik atau musyawarah-mufakat kita 
bila tak juga ada demokrasi ekonomi alias kesejahteraan sosial.

...................


Tangerang, 8 Februari 2018