Senin, 16 Oktober 2006

B i l a

Bila ini yang dinamakan cinta
Tentunya tak akan seperti daun-daun yang berguguran
Pada sebuah musim
Pun pohon-pohon Jati yang meranggas ketika kemarau tiba
Bila ini: cinta
Tentunya tak akan seperti hari-hari yang berlalu tanpa arti
Pada musim yang silih berganti
Pun detak-detak jantung yang sering lewat begitu saja
Aku ingin seperti bunga-bunga bermekaran tak mengenal musim
Pun cerita, cerita yang tak pernah berakhir
Harum-wanginya membangkitkan orang-orang mati
Menggerakkan orang-orang lapar
Bila ini memang cinta

Tebet, 16 Oktober 2006

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Puisi-puisi karya aj susmana sungguh luar biasa. Mengingatkan saya pada masa itu (diawal runtuhnya penguasa orde baru), mengingatkan saya pada seseorang yang selalu dicaritakan kawan-kawan ku yang berjuang pada waktu itu. Mengingatkan yang namanya Wiji Tukul yang memberikan spirit bagi saya pada waktu itu, untuk terlibat berjuang melawan kediktatoran Regim Soeharto pada waktu itu.

Kalau Wiji Tukul dengan syair dan puisi-puisinya bisa bisa memberikan spirit kaum muda, mahasiswa dan rakyat yang tumpah ruah ke jalan. Tentunya dan harusnya karya aj Susmana juga bisa memberikan spirit bagi kita semua, membangun semangat baru untuk berjuang menyelesaikan yang belum kita tuntaska bersama.

Puisi 'tentang perubahan dan sebuah gerakan' Kok Aku jadi protes, pada siapa? apa kawan yang dulu bukan kawan kita lagi? apa aku ini bukan kawan mereka? yang jelas mah bukan siapa-siapa, he, he.

Kalau memang pada waktu itu kawan-kawan punya mimpi tentang sebuah perubahan, kenapa tidak kita ingat kembali mimpi-mimpi itu, seperti apa perubahan yang waktu itu kalian harapkan, demokrasi prosedural-kah, kemelaratan rakyat-kah, dan apakah?

Kalau memang gagasan perubahan bisa dilakukan pada waktu itu, mari kita lakukan lagi.

Cerita tentang sebuah perubahan dan gerakan, apakah nantinya tidak dianggap terlalu romantisme pada gerakan? Bagi aku sendiri merasa bangga untuk bisa diceritakan seperti puisinya Aj.susmana, kepada siapapu, asal bukan diceritakan kepada orang yang anti perubahan.

Kalau pekerjaan perubahan pada waktu itu bisa kita lakukan, mari kita lakukan lagi.

Salut, buat kawan aj.susmana, semoga ini bisa menjadi spirit baru tentang gagasan perubahan. Kami Menunggu, dan kami sedang lakukan sesuai dengan kamampuan yang pernah saya dapatkan.

hormat saya
Budi
081310270378

BUNGA API mengatakan...

mantap bung!!! long live proletariat, keindahan sebuah karya sastra terletak pada usahanya memperjuangkan sosialisme