Jumat, 10 Februari 2006

Sekali Petik Selesai Sudah



di langit kita menggantungkan harapan
pada puncak-puncak gunung kita berharap
sekali petik selesai sudah
lalu tertawa menyusuri sungai berbatu-batu

di lembah kita menggantungkan harapan
pada gubuk tua dan rahasia daun-daun nenek moyang kita berharap
sekali petik selesai sudah
lalu tertawa menari pada pesta panen

di malam kita menggantungkan harapan
pada laju kembara angin segala penjuru kita berharap
sekali petik selesai sudah
lalu kita tertawa sepanjang hidup diselingi tawa anak-anak riang

di pagi buta kita menggantungkan harapan
pada kabut dan harum bunga-bunga kita berharap
sekali petik selesai sudah
lalu kita tersenyum menyaksikan segala tumbuh dan berkembang

di tangan-tangan yang baru kita menggantungkan harapan
pada masa yang terus melaju kita berharap
sekali petik selesai sudah
lalu kita terbang di awan melintasi ruang dan waktu tanpa batas.


Jakarta, 10 Februari 2006

1 komentar:

Mulyadi J. Amalik mengatakan...

Asosiasi puisi ini sangat kuat karena AJS memakai pilihan dan padanan kata "yang tak terukur", tetapi tidak asing dalam keseharian kita, seperti "pagi buta", "puncak-puncak gunung", "kabut", "harum bunga", "rahasia daun-daun", "kembara angin", dst.
Iramanya enak dinikmati justru karena kata-kata yang dipilih terasa dekat pada keseharian kita. (Mulyadi J. Amalik)